Sungguh sangat miris rasanya
jika melihat rangkaian Gala Dinner Ballon d"Or 2011 di Zurich
akhir-akhir ini dengan terpilihnya Lionel Messi (FC. Barcelona) dari
Argentina sebagai pesepakbola pria terbaik dan Homare Sawa dari Jepang
sebagai pesepakbola wanita terbaik yang juga adalah sebagai kapten dalam
mengantarkan Jepang menjuarai Piala Dunia wanita 2011 di Jerman yang
lalu. Akan tetapi kalau berbicara sepakbola wanita Jepang mari sejenak
kita bandingkan dengan prestasi sepakbola pria Jepang maka kita akan
menemukan hasil yang tidak sebanding antara keduanya. Akan tetapi
prestasi timnas pria Jepang tidaklah menjadi sebuah pengaruh terhadap
prestasi timnas wanita Jepang yang mampu menjadi tim nomor satu dari
seluruh tim sepakbola wanita yang ada didunia saat ini. Demikian juga
halnya dengan tim sepakbola pria Spanyol yang adalah tim terbaik saat
ini juga tidak menjamin akan sebuah prestasi tim sepakbola putrinya.
Lantas bagaimana dengan kita, dimana timnas sepakbola wanita Indonesia?
Bagian yang Terlupakan
Dimana timnas sepakbola wanita Indonesia? Adalah sebuah pertanyaan yang
harus dijawab oleh seluruh rakyat Indonesia. Rasanya sungguh tak adil
jika mengambil kesimpulan tentang sepakbola Indonesia hanya denga
prestasi timnas sepakbola pria semata. Kisruh PSSI menjadi sebuah
kesimpulan yang kita ambil akhir-akhir ini untuk menggambarkan sepakbola
Indonesia. Menurut saya ada hal yang terlupakan dan terabaikan oleh
kita semua dibeberapa tahun terakhir didunia sepakbola kita, yaitu sang
putri garuda timnas sepakbola wanita Indonesia. Catatan prestasi yang
cukup baik dengan sempat menduduki peringkat 58 FIFA (Juli 2003) dan
saat ini menduduki peringkat 67 FIFA. Sudah seharusnya putri merah putih
ini juga mendapatkan perhatian ekstra dari setiap elemen-elemen
sepakbola tanah air kita, baik pemerintah, PSSI, pelatih, pengamat
sepakbola, hingga masyarakat Indonesia.
Tidak menutup mata timnas putri garuda juga mengalami beberapa
kekalahan-kekalahan yang menyedihkan diberbagai ajang kompetisi, akan
tetapi dibeberapa event kita pun memiliki prestasi yang tidak bisa
dipandang sebelah mata. Berikut adalah beberapa bagian-bagian yang
terlupakan oleh kita akan perjuangan-perjuangan putri garuda Indonesia
yang pernah ada:
1. Timnas wanita pertama kali bertanding pada tahun 1997 dikejuaraan AFC
wanita dan tahun 1986 dan pada turnamen tersebut Indonesia berhasil
mendapat peringkat ke-4
2. Turnamen wanita SEA GAMES 1997 dan 2001 Indonesia berhasil mendapat peringkat ke-4
3. Kejuaraan sepakbola ASEAN 2004 Indonesia berhasil mendapat peringkat ke-4
4. Beberapa kemenangan pada laga terakhir putri garuda, pada 16 Oktober
2008 Malaysia-Indonesia (0-3) dan 5 April 2009 Indonesia-Pilipina (1-0)
Saatnya Kompetisi dan Kejuaraan Sepakbola Wanita
Digerakkannya emansipasi wanita oleh R.A Kartini (Laki-laki dan
perempuan punya hak yang sama) sesungguhnya juga memberi dampak secara
langsung dalam dunia sepakbola kita saat ini yaitu dengan adanya timnas
sepakbola wanita Indonesia ini. Tetapi rasanya perjuangan itu pun tidak
dapat diisi dengan baik oleh kita semua, terbukti dengan perjalanan
sepakbola wanita itu sendiri yang hingga sampai saat ini belum menuju
pada sebuah titik yang lebik baik dimana sampai sekarang inipun
wanita-wanita Indonesia tidak dapat menikmati kompetisi yang profesional
selayaknya yang dinikmati oleh pria saat ini.
Bahkan sejak digelarnya Piala Dunia wanita dari sejak tahun 1991 hingga
tahun 2011 timnas wanita Indonesia tidak pernah berpartisipasi
sekalipun. Dengan kondisi ini saya pun teringat akan 2 orang siswi
ditempat saya mengajar yang hampir setiap kali kami bertemu selalu
menanyakan "kapan kita latihan Pak?".
Memang kemampuannya untuk bermain dan meliuk-liuk dengan bola tidaklah
sebanding dengan semangatnya yang tinggi untuk bisa bermain dilapangan
dan mendapat pembinaan yang baik. Tetapi semangat yang tinggi ini pun
tidak bisa tersalurkan oleh karena kita tidak memiliki sebuah kompetisi
dan kejuaraan sepakbola wanita yang baik dan profesional.
Ditengah-tengah kisruh PSSI ini saya berharap pemerintah dan pengurus
PSSI tidak meninggalkan dan melupakan sang putri garuda timnas sepakbola
wanita Indonesia ini. Semoga