Sepakbola Wanita

Senin, 11 Juni 2012

FIFA dan Perkembangan Sepakbola Wanita

Perkembangan sepakbola wanita kini menjadi perhatian FIFA. Untuk itu, FIFA meluncurkan program FIFA GOAL, yang memberikan bantuan demi perkembangan sepakbola wanita di sejumlah negara, termasuk di Indonesia.
Salah satu bentuk program bantuan itu untuk Indonesia adalah mengirim FIFA Marketing Consultant, Michelle Cox yang didampingi oleh Dato Yap Nyim Keong sebagai Honorary Secretary Asean Football Federation. Selama empat hari, Michelle Cox dan Dato Yap melakukan serangkaian kegiatan yang disebut Women’s Football Marketing Support Program.
Dengan ditemani oleh Direktur Sepakbola Wanita Ibu Eha Habibah, Sekjen PSSI Bpk. Nugraha Besoes, kedua utusan FIFA tersebut bertandang ke kantor pusat KONI/KOI hari Jumat lalu (10/7) untuk berdiskusi dengan Ibu Ketua Umum, Rita Subowo ditemani oleh Bpk. Indra kartasasmita, Wakil Ketua serta Bpk. Arie Ariotedjo, Sekjen KOI.
Menurut Michelle Cox, “Marketing merupakan salah satu sarana terpenting sekaligus merupakan pokok persoalan dalam hal pembinaan sepakbola wanita. Oleh sebab itu, FIFA akan mencoba untuk membantu negara – negara anggotanya demi peningkatkan kinerja marketing untuk masing – masing negara.”
Tambahan dari Bpk. Nugraha Besoes, “Indonesia termasuk dalam program karena FIFA mempertimbangkan jumlah populasi Indonesia yang sangat berpotensi untuk menghasilkan atlet -atlet berprestasi.”
Dato Yap juga mengatakan bahwa program ini tidak hanya untuk mensosialisasikan sepakbola sebagai olahraga, namun juga sarana untuk mengangkat masalah – masalah sosial. Seperti halnya di Inggris, pemerintahnya menggunakan sepakbola untuk mengangkat masalah obesitas. Dengan demikian, federasi sepakbola nasional Inggris mendapatkan bantuan dana yang cukup besar dari departemen kesehatan.
Disamping berdiskusi, Michelle Cox & Dato Yap Nyim Keong akan melakukan kunjungan ke sejumlah daerah untuk bertemu dengan klub sepakbola wanita dan berdialog dengan sekolah-sekolah yang memiliki tim sepakbola wanita. “Indonesia punya potensi besar di bidang sepakbola wanita. Namun selain sponsor swasta, dukungan pemerintah pusat dan daerah juga sangat menentukan perkembangan sepakbola wanita di Negeri ini,” ujar Michelle.
Inti dari kunjungan ini adalah meminta kepada Indonesia, baik pemerintah, masyarakat & pelaku olahraga untuk lebih memperhatikan sepakbola wanita di Indonesia & tidak menganggap sebelah mata kemampuan atlet – atlet wanita Indonesia karena jika ditilik dari prestasi di kancah Internasional, sebenarnya Sepakbola Wanita Indonesia bisa dibilang lebih berprestasi ketimbang sepakbola prianya. Di ranking sepakbola wanita resmi yang dikeluarkan FIFA – Induk Sepakbola Dunia, Tim Wanita kita menempati posisi ke 68, sementara di Asia kita masuk ke dalam 20 besar yakni posisi ke 13. Sementara tim pria berada di urutan 140an dunia.

Jumat, 08 Juni 2012

Siapa Tahu Legenda Sepakbola Wanita Yang Terlupakan ?

1. Muthia Datau (Indonesia)
NAMA Muthia Datau mungkin asing bagi pecinta sepak bola masa kini. Namun di era ’70 hingga ’80-an, namanya begitu harum sebagai kiper wanita favorit. Inilah pesepak bola wanita terbaik sepanjang sejarah Indonesia.
Wanita kelahiran Lampung, 12 Agustus 1959, ini bermain sepak bola sejak kecil. Saat berusia 14 tahun, tetangga rumahnya yang juga seorang pelatih sepak bola wanita mengajaknya bergabung ke Buana Putri, klub sepak bola wanita terbesar saat itu.
Butuh waktu 2 tahun bagi Muti untuk menembus skuad inti Buana Putri. Begitu memperoleh posisi kiper utama, pengagum Yudo Hadianto ini selalu menjadi pilihan pertama pelatih.
Sayang, waktu itu belum ada kompetisi sepak bola wanita. Muti dan klubnya hanya berlaga di pertandingan eksibisi atau kejuaraan. Kompetisi resmi baru bergulir di tahun kelimanya menjadi pesepak bola.
Bermain bagus di klub membuat Muti direkrut timnas. Ajang pertama yang ia ikuti bersama timnas adalah Asian Women Football 1977 di Taiwan. Penampilan gemilang Muti di depan gawang membantu Indonesia meraih medali perunggu.
Takut anaknya semakin tomboi, ibu Muti memintanya ikut ajang pemilihan Abang None Jakarta Barat 1978. Secara tak terduga ia malah terpilih sebagai None Jakbar, disusul gelar juara kedua di pemilihan tingkat propinsi.
Dari situ karir Muti berubah haluan ke dunia film. Ia sempat membintangi film Ira Maya dan Kakek Ateng (1979), Sepasang Merpati (1979), Sirkuit Kemelut (1980), Malu-malu Kucing (1980), Intan Mendulang Cinta (1981), dan Wolter Monginsidi (1983). Di dunia film juga ia bertemu jodoh, yakni aktor Herman Felani, lawan mainnya di film Sirkuit Kemelut yang mendampingi hidupnya hingga kini.
Merasa tak nyaman sebagai artis, Muti kembali fokus bermain bola. Ia pensiun dari lapangan hijau tahun 1986, saat mengandung anak pertamanya di usia 27. Setelah itu ia sempat jadi komentator di TPI, serta menulis kolom di sejumlah media olah raga.
Dari sepak bola, Muti melanjutkan karir di dunia perbankan. Namanya pernah tercatat sebagai karyawan Bank Duta dan Bank Nusa. Ia berhenti dari bank saat krisis ekonomi pada tahun 1999. Satu keinginan terbesarnya yang belum terwujud hingga kini adalah menjadi pelatih.

2. Marta Vieira da Silva (Brazil)
 pemain sepak bola asal Brasil kelahiran 19 Februari 1986
di Dois Riachos, Alagoas. Pada usia 21 tahun dia adalah
pemain sepak bola wanita terbaik dunia. Dia memainkan lini
tengah untuk Swedia Umea IK, dan merupakan anggota
Tim Nasional Brasil, di mana dia bermain ke depan.
Dia adalah Pemain Terbaik Dunia FIFA 2006 Women's of
the Year.

3. Mia Hamm
Pemain sepak bola wanita yang paling diakui di dunia.
Dia memecah rekor waktu internasional untuk pria dan
wanita pada tanggal 16 Mei 1999 saat melawan melawan
Brasil di Orlando, Florida dengan 108 goal nya.